Teringat obrolan WA dengan teman yang seorang pengusaha. Saya berucap bahwa kondisi pandemi ini datangnya begitu tiba-tiba, tanpa seorang pun bisa menduga. Dalam waktu beberapa bulan saja korban terus meningkat, hingga perekonomian negara dan masyarakat begitu terdampak.
Sang teman mengamini karena ia pun merasakan tantangan menjalankan usaha di tengah pandemi. “Boro-boro berharap meraup profit. Masih bisa membayar gaji pegawai dan bertahan untuk nggak tutup aja udah syukur, Nin” ujarnya.
Namun, begitulah kehidupan. Nggak semua hal bisa kita rencanakan. Tapi secara finansial, setidaknya kita bisa menyiasati agar tidak panik menghadapinya. Salah satunya adalah dengan cara mempersiapkan tabungan darurat.
Tabungan Darurat untuk Dana Darurat
Teman-teman pasti sudah familiar dengan istilah tabungan darurat, dimana dana di dalamnya disebut dengan dana darurat. Secara sederhana, dana darurat adalah dana yang kita cadangkan atau persiapkan untuk menghadapi berbagai situasi yang tiba-tiba terjadi atau tidak kita antisipasi sebelumnya.
Dana darurat adalah dana yang dicadangkan, di luar pos-pos pengeluaran dan tabungan. Dana darurat hanya akan dikeluarkan untuk kebutuhan mendesak” – money.kompas.com
Saya dan Pak Suami (Paksu) sendiri sudah menyiapkan dana darurat sejak dari awal pernikahan. Secara disiplin kami menyisihkan dana darurat setiap gajian. Lalu sebenarnya berapa dana darurat ideal yang harus kita persiapkan?
Menurut perencana keuangan mbak Prita Ghozie, di masa pandemi, besaran dana darurat adalah sebesar 12x pengeluaran dalam satu bulan. Jadi jika pengeluaran dalam satu bulan adalah 5 juta rupiah, maka jumlah dana darurat yang perlu kita persiapkan adalah sebesar 5×12 atau sebesar 60 juta rupiah. Karena jumlahnya yang cukup signifikan, maka kita harus mempersiapkannya sedari dini dengan cara seefektif mungkin #GercepBiarMantep
Tips Merencanakan Tabungan Darurat
Mari kita tinjau kecukupan dana darurat kita. Apakah jumlahnya sudah ideal? apakah kita sudah menaruhnya di instrumen yang tepat? apakah dana darurat kita berkembang dengan baik? Nah based on pengalaman saya dan pak suami, berikut adalah tips praktis merencanakan tabungan darurat yang selama ini kami terapkan.
1.TENTUKAN NOMINAL YANG IDEAL
Mungkin diantara teman-teman masih ada yang belum bisa menentukan. Sebenarnya berapa sih nominal ideal yang harus kita sisihkan untuk dana darurat tiap bulannya?
Dari yang saya simak dari penjelasan beberapa financial planner, ada yang menyarankan untuk menyisihkan 10% – 30% dari total penghasilan setiap bulannya. Tapi bagi kami sendiri ini ga saklek. Karena untuk menentukan berapa besaran yang paling pas, tentu hanya kita sendiri yang paling bisa menentukan.
Awal menyisihkan kita bisa mulai dari persentase yang kecil. Lalu seiring waktu, persentasenya bisa kita tingkatkan sesuai dengan kesanggupan finansial kita. Yang pasti semakin besar persentase dana yang kita sisihkan, maka kecukupan dana darurat akan semakin cepat tercapai.
2.SISIHKAN DI AWAL
Bagi yang mendapatkan penghasilan teratur setiap bulan, cara yang efektif adalah menyisihkan dana darurat tepat ketika gajian (sisihkan di awal). Ketika uang didapat, langsung sisihkanlah dana untuk tabungan, dana darurat, pembayaran tagihan dan kewajiban-kewajiban lainnya, baru sisanya dihabiskan. Jangan dibalik, ya. Jangan dibelanjain dulu baru sisanya buat nabung, hahaha.
Selalu prinsip saya sebagai manajer keuangan rumah tangga adalah, hiduplah dari uang sisa yang sudah diproyeksikan untuk kebutuhan satu bulan. Jadi kalau uang sisa ternyata ga cukup, mungkin di bulan berikutnya ada kegiatan konsumtif yang harus kita kurangi, atau kita harus mencari penghasilan tambahan di luar gaji.
Menurut nasihat orang bijak nih, kalau punya gaji 5 juta gaya hidup harus seperti yang gaji 4 juta. Intinya gaya hidup juga perlu dikendalikan agar gaji cukup buat sebulan 🙂
3.FREELANCER : SISIHKAN KAPAN SAJA
Paksu memiliki pendapatan tetap setiap bulan; sedangkan penghasilan saya tidak tetap karena saya seorang freelancer. Cara yang saya lakukanpun cukup sederhana dan nggak ribet. Setiap invoice cair, saya akan langsung menyisihkan sebagiannya untuk pos dana darurat. Sehingga jika dalam sebulan saya menerima lima pembayaran invoice, itu artinya saya harus menyisihkan dana darurat sebanyak lima kali; demikian seterusnya. 🙂
4.PILIH INSTRUMEN YANG TEPAT
Ini juga crucial ya, teman-teman. Karena ada banyaaak instrumen investasi, tapi nggak semuanya ideal untuk penempatan dana darurat. Ada beberapa hal yang kami perhatikan dalam memilih instrumen dana darurat, sebagai berikut :
Tidak memilih instrumen yang terlalu liquid
Kami tidak menempatkan dana darurat pada instrumen yang terlalu liquid seperti tabungan di bank. Apalagi kalau di satu rekening dicampur dengan dana lainnya. Kenapa? Karena bisa menyebabkan kebingungan mengenai nominal dana darurat yang jumlahnya tidak sinkron dari waktu ke waktu.
Tabungan juga memiliki kartu ATM yang bisa digunakan kapan saja. Coba bayangkan gimana kalau iseng jalan ke mal terus melihat sepatu branded idaman yang lagi diskon, terus kita ga kuat iman. Bisa jebol lah itu dana darurat, terpakai untuk hal-hal yang sama sekali nggak darurat 😀
Terus gimana kalau kita tempatkan di tabungan yang lain ya Mba?
Tentu bisa, namun kurang efektif. Karena tabungan bank hari gini banyak banget potongannya ya. Mulai dari biaya administrasi, biaya kartu, pajak, endebra endebre, dan juga inflasi. Dengan jumlah bunga yang tidak seberapa, tentu dana darurat lama kelamaan akan tergerus nilainya.
Kayagnya sayang, ya. Udah nabung lama tapi nilainya bukan bertambah eh malah berkurang 🙁
Tidak memilih instrumen yang tidak liquid
Menyimpan dana darurat juga tidak disarankan pada instrumen yang tidak liquid seperti tanah, rumah, obligasi yang sulit dijual di pasar sekunder, atau reksadana saham. Mengapa? karena tanah dan gedung perlu waktu untuk dijual. Ketika kita memerlukan dana untuk keperluan dana darurat, kita tidak bisa mendapatkan dana segar secara cepat.
Obligasi memang banyak macamnya namun untuk mendapatkan hasil maksimal sebaiknya dipertahankan hingga due date. Dengan jangka waktu mulai dari 2 hingga 3 tahun, kami belum pernah menjual obligasi di pasar sekunder.
Sedangkan Reksadana saham adalah reksadana yang 80% underlying assetnya berupa saham. Saham cenderung high risk dengan pergerakan IHSG yang sangat volatile dan berfluktuasi. Karena kita ga akan pernah tahu kapan kita menjumpai situasi darurat di dalam kehidupan, rasanya cukup riskan menempatkan dana darurat dalam reksadana saham.
Menurut reksadanacommunity.com, reksadana saham setidaknya membutuhkan waktu selama 5 tahun untuk berkembang. Sehingga jika kita menyimpan dana darurat pada instrumen ini dan mencairkannya dibawah waktu 5 tahun, takutnya kita malah mendapatkan kerugian dan bukan keuntungan, ya. Masa iya udah ngumpulin bertahun-tahun bukannya cuan malah boncos? 🙁
Instrumen yang Ideal untuk Tabungan Darurat
Berdasarkan pengalaman kami, ada beberapa instrumen keuangan yang cukup ideal untuk digunakan sebagai penyimpanan dana darurat, yaitu emas, deposito, Reksadana Pasar Uang (RDPU) dan Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)
Emas
Sedari dulu dikenal sebagai instrumen safe haven. Ketika dunia mengalami gejolak ekonomi karena perbagai sebab, investor akan beralih ke emas sehingga melambungkan harganya dimasa krisis. Sebagai perbandingan di akhir tahun 2019 tepatnya di bulan Desember 2019, harga emas Antam berada di kisaran Rp.762.000/gram. Di bulan Juli 2020 di tengah pandemi, harganya udah melambung menjadi Rp1.017.000/gram.
Lalu mengapa emas ideal sebagai penyimpanan dana darurat? Karena sifatnya yang pertengahan antara liquid dan non liquid. Liquid dalam artian, kita bisa mencairkannya kapan saja ketika kita membutuhkannya. Caranya juga mudah. Kita tinggal pergi ke toko emas dan kita sudah bisa mendapatkan uang cash dengan cepat.
Non liquid dalam artian, emas tidak bisa kita pergunakan sebagai alat pembayaran. Jadi ketika kita tergoda untuk membeli barang-barang yang kita inginkan, kita butuh effort lebih untuk mencairkan emas menjadi uang cash.
Deposito
Deposito juga merupakan instrumen yang baik untuk tabungan darurat. Kami ambil jangka waktu deposito yang paling pendek, yaitu satu bulan dengan perpanjangan manual. Hal ini untuk menghindari terkena penalti jika mengambil jangka waktu yang panjang. Menggunakan deposito pada bank digital juga bisa sangat membantu karena kita bisa dengan mudah menambahkan nominalnya setiap bulan.
Reksadana Pasar Uang & Reksadana Pendapatan Tetap
RDPU dan RDPT komposisi underlying assetnya bikin hati tentram.
Reksadana pasar uang adalah jenis reksa dana yang investasinya ditempatkan 100% pada instrumen Pasar Uang, antara lain, obligasi yang jatuh tempo kurang dari satu tahun, deposito, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) –duwitmu.com
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang berinvestasi minimum 80 persen di instrumen pendapatan tetap. Instrumen dimaksud antara lain surat utang obligasi, sukuk yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. -bareksa.com
Dengan komposisi yang demikian, kita tentu tidak perlu deg-degan berlebihan seperti ketika kita menyimpan di reksadana saham, misalnya. Tidak seperti saham yang sangat sensitif berfluktuasi terhadap berbagai isu yang terjadi di dunia, underlying asset RDPU & RDPT cenderung lebih stabil karena besaran bunga/bagi hasil yang sudah ditetapkan di awal.
Sama seperti emas, Reksadana juga memiliki sifat pertengahan. Reksadana cukup liquid karena bisa dicairkan dalam waktu 1-3 hari kerja. Namun tidak cukup liquid untuk kita gunakan sebagai alat pembayaran kapan saja kita inginkan.
Tapi mba, karena aku kaum rebahan, aku malas lah kalau harus ke Bank untuk buka reksadana. Pinginnya sih kalau ada mau yang cepat, ringkes, dan mulai dari nominal yang kecil-kecil aja, kira-kira aku harus pakai apa?
Nih ya, kebetulan saya ada solusinya. Kenalan dulu yuk dengan OVO | Invest.
Menabung Dana Darurat di OVO | Invest
Saya optimis bahwa sebagian besar teman-teman sudah memiliki aplikasi OVO di ponselnya. Ini karena aplikasi OVO memang banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan OVO segala transaksi pembayaran secara online sangat mudah dan cepat untuk dilakukan.
Nah pada tanggal 26 Januari 2021 kemarin, OVO melakukan terobosan terbaru di Indonesia yaitu dengan mengintegrasikan e-money dan e-investment dalam satu aplikasi. Sehingga di dalam aplikasi OVO, kita ga hanya bisa membayar berbagai tagihan, tapi bisa juga sambil berinvestasi. OVO bersama Bareksa menghadirkan produk reksa dana pasar uang yang dikelola oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia, bernama Manulife OVO Bareksa Likuid atau MOBLI.
Keunggulan OVO | Invest
Karena produknya berupa Reksadana Pasar Uang, Itu berarti kita bisa menggunakan MOBLI sebagai tabungan darurat kita. Kenapa? karena nabung dana darurat di MOBLI di OVO | Invest banyak banget keunggulannya, yaitu :
- Proses pendaftaran mudah dan 100% online dalam aplikasi OVO
- Pembelian produk yang mudah dengan OVO Cash Memulai investasi dengan hanya Rp 10,000 saja
- Bebas biaya pembelian
- Pencairan dana ke OVO Cash yang cepat, tanpa menunggu, juga tanpa biaya admin
- Mendapatkan potensi keuntungan dari return investasi
- Portofolio investasi dapat dipantau dan diatur kapan saja dalam aplikasi OVO
Namun sebelum kita bisa punya tabungan RDPU di OVO | Invest teman-teman harus melakukan upgrade akun ke OVO Premier terlebih dahulu.
1. Mekanisme Pendaftaran OVO Premier
OVO Premier adalah jenis keanggotaan OVO untuk para penggunanya agar bisa menggunakan fasilitas uang elektronik terverifikasi. Itu artinya, kita juga bisa menyimpan dana dalam jumlah yang besar dari keanggotaan yang reguler.
Untuk melakukan upgrade ke OVO Premier, teman-teman bisa membuka layar utama aplikasi OVO, lalu klik upgrade ke OVO Premier.
Klik upgrade sekarang, lalu foto e-ktp kamu. Pastikan data yang terisi otomatis di aplikasi sudah benar, lalu tekan tombol konfirmasi.
Setelah itu, arahkan kamera ke wajah untuk mengambil foto selfie. Setelah selesai, akan ada keterangan bahwa verifikasi sedang dalam proses. Sabar menunggu 1-3 hari hingga proses verifikasi selesai, ya! 🙂
Ketika proses verifikasi selesai, teman-teman akan mendapat pemberitahuan di aplikasi serta di email bahwa proses verifikasi telah selesai. Setelah akun menjadi akun premier, sekarang teman-teman bisa mendaftar di OVO | Invest.
2. Mekanisme Pendaftaran OVO | Invest
a. Untuk mendaftar di OVO | Invest, silahkan teman-teman masuk ke menu Invest pada halaman depan OVO seperti gambar berikut. Di sini kita juga bisa melihat perkembangan Reksadana Manulife OVO Bareksa Likuid beserta Nilai Aktiva Bersih (NAB). Silakan teman-teman klik tombol mulai sekarang.
b. Dari sini teman-teman akan diarahkan untuk membaca syarat dan ketentuan OVO | Invest terlebih dahulu. Jika teman-teman setuju dengan T&C tersebut, teman-teman bisa klik tombol lanjutkan. Setelah itu teman-teman bisa mengisi laman profil risiko untuk mendapatkan jenis profil risiko teman-teman apakah konservatif, moderat atau agresif. Lalu tekan tombol lanjutkan.
c. Setelah itu silakan isi data diri secara lengkap, lalu tombol kirim. Setelah itu akan tampil keterangan bahwa verifikasi akun dalam proses, dan kita diminta untuk menunggu hingga data terverifikasi, maksimal 1 hari kerja.
3. Mekanisme Pembelian Reksadana di OVO | Invest
Setelah akun OVO | Invest terverifikasi, kita bisa mulai menabung dana darurat di RDPU Mobli dengan cara sebagai berikut :
a. Siapkan dana di OVO Cash. Pastikan nominalnya cukup untuk menabung di RDPU. Jumlah minimum investasi adalah Rp10.000. Jadi jika ragu memulai dengan nominal yang besar, teman-teman bisa memulainya dari jumlah nominal kecil terlebih dulu.
b. Buka OVO | Invest, lalu pilih Manulife OVO Bareksa Liquid, klik beli.
c. Input nominal investasi, lalu klik setuju. Unit kemudian akan diverifikasi terlebih dahulu selama 1-2 hari kerja tidak termasuk akhir pekan dan hari libur.
d. Setelah itu akan ada keterangan pembelian dalam proses, dan bila berhasil akan ada notifikasi yang menyatakan bahwa pembelian telah selesai. SELAMAT! itu artinya teman-teman sudah berhasil memiliki reksadana di OVO | Invest.
4. Mekanisme Pencairan Reksadana ke OVO Cash
Untuk mencairkan hasil investasi di RDPU, teman-teman bisa mengikuti beberapa langkah di bawah ini.
a. Buka akun OVO Invest, klik jual lalu pilih reksadana yang ingin kita cairkan.
b. Masukkan jumlah nominal yang ingin teman-teman cairkan. Klik konfirmasi lalu proses pencairan.
c. Input security code lalu akan ada keterangan bahwa penjualan telah berhasil. SELAMAT! Dana langsung masuk ke Rekening OVO Cash teman-teman saat itu juga. Gimana? mudah sekali bukan?
Baca juga :
Kecukupan dana darurat memang sangat penting untuk kita penuhi, agar bisa menjadi payung untuk kejadian tak terduga di kemudian hari. Bukan berarti kita berharap hal yang tidak diinginkan untuk terjadi, namun terkadang kehidupan menawarkan hal-hal di luar rencana kita. Karena itulah penting untuk #GercepBiarMantep dengan memiliki tabungan darurat.
Memiliki Tabungan Darurat di OVO | Invest melalui Manulife OVO Bareksa Liquid atau MOBLI bisa menjadi solusi menabung dana darurat dengan cara yang mudah, dan menyenangkan. Jadi jangan lewatkan kesempatan untuk berinvestasi sekarang juga dengan klik di sini! Teman-teman juga mesti pantau media sosial OVO | Invest atau akun OVO teman-teman agar tidak kelewatan berbagai promo yang ditawarkan OVO | Invest.
Akhirnya, tulisan di atas adalah cara sederhana yang kami lakukan agar dana darurat bisa kami miliki secara tepat waktu. Teman-teman bisa saja mengadopsi, atau mungkin sudah memiliki trik tersendiri untuk menabung dana darurat. Apapun caranya, semoga kestabilan finansial tetap terjaga dengan dana darurat yang tersedia.