Terbang dengan Jetstar – Saya terbang bersama Jetstar pertama kali sekitar dua bulan yang lalu, namun baru sempat menulis sekarang. Well, better be late than never, right? 🙂
Awal bulan Maret adalah bulan yang tepat untuk liburan. Kenapa? karena kebanyakan orang tidak memilih liburan di bulan ini.
Pun anak-anak belum menjalani libur sekolah. Jadi ketika saya dan keluarga memilih hendak pergi liburan, kami mendapatkan segala sesuatunya dengan lumayan mudah.
Baik penerbangan maupun hotel. Tinggal sekali klik, kamar hotel dan tiket pesawat sudah di genggaman.
Baca : Review Santa Grand Hotel Bugis : Hotel Budget Keluarga yang Oke di Singapura!
Karena dari Palembang ke Singapura sudah memiliki penerbangan langsung, saya dan keluarga tergoda untuk mencoba naik Jetstar dalam penerbangan Palembang ke Singapura.
Dengan durasi penerbangan hanya satu jam saja, biaya yang kami keluarkan Rp.750.000,- /orang pulang pergi. Cukup murah jika dibandingkan ke Singapura lewat Jakarta (ya iyalah!) ataupun ke Singapura via Batam.
Pertamanya saya pikir, Jetstar merupakan airlines aselik asal Singapura; ternyata saya keliru. Jetstar ternyata maskapai low cost carrier (LCC) asal Australia, anak perusahaan dari perusahaan airlines besar Qantas Airlines.
Jetstar menggunakan pesawat jenis Airbus A320 dan Airbus A330. But since most of the crew have slight of oriental look, I think it’s normal for me to think that they originated from Singapore. *kekeuh
Baca juga : Itinerary Liburan Keluarga ke Singapura
The Cabin
Pertama kaki menginjakkan ke Jetstar, yang saya perhatikan adalah kondisi kabinnya – yang mengingatkan saya akan Citilink dari Garuda (but somehow I think Citilink’s cabin is cleaner and brighter; don’t know why)
Terbang dengan Jetstar jejeran kursi berjarak lumayan rapat, yang masih cukup lega untuk saya dan anak-anak-namun tidak demikian halnya bagi pak suami. Mungkin karena pak Suami cenderung lebih besar dan (sedikit) lebih tinggi.
Saya perhatikan jarak antara kaki dan kursi depan sangatlah mepet. Kalau sudah begini tampaknya bagi anda yang memiliki badan tambun sebaiknya pilih tempat duduk di aisle saja biar mudah keluar-masuk menuju ke WC.
The Services
Dalam beberapa hal, Jetstar juga mirip dengan Citilink, hanya di Jetstar tidak ada tempelan endorsan produk disana sini. Persamaannya lagi dengan Citilink Disini anda tidak mendapatkan makanan dan minuman; hanya anda diperkenankan membeli makanan dan minuman serta barang-barang yang tersedia di pamflet dengan harga Singapura *huft.
Jadi sebagai saran, bawalah makanan dan minuman untuk dikonsumsi di atas kabin – karena kalau beli di atas pesawat bikin ga ikhlas pastinya, hehe.
Yang saya suka dari pelayanan Jetstar adalah the ground staff is very helpful and friendly. Terutama jika anda terbang dari Changi.
Di Changi karena sudah tersedia fasilitas self-check-in, antrian menjadi tidak begitu mengular. Dan meskipun namanya self-check-in, namun beberapa staf Jetstar tetap berjaga di sekitarnya kalau-kalau ada penumpang yang butuh bantuan.
Saya dan suami juga sempat bingung waktu ingin melakukan self check in di Changi. Namun dengan sigap staf dari Jetstar membantu bahkan tanpa kami bersusah payah untuk meminta.
Namun karena self check in kami tidak sukses, staff ground Jetstar kemudian menyarankan kami untuk melakukan check in manual. Setelahnya berjalan dengan lancar, menurut saya kesigapan staf ground mereka patut diacungi jempol.
Changi – Self Check In
Changi Manual Check In
Mereka juga tepat waktu. Jadwal pulang pergi tepat seperti schedule yang sudah direncanakan. Whuaah sudah murah, staf ramah dan tepat waktu. Kami merasa senang sekali terbang dengan Jetstar!
Baca Juga : Rekomendasi Makanan Halal Singapura
Dokumen yang Harus Diisi
Setengah perjalanan dari Palembang ke Singapura, pramugara dan pramugari akan membagikan sebuah kartu dari Imigrasi Singapura dan kita diharuskan mengisi keterangan yang lengkap mengenai apa keperluan kita mengunjungi Singapore, dimana kita tinggal selama disana dan lainnya. Karena saya pergi ber-empat, saya diharuskan mengisi empat kartu.
Setelah diisi silahkan anda simpan di lipatan Paspor untuk anda tunjukkan di Imigrasi ketika landing di Changi airport. Oh ya, kartu tersebut hendaknya tetap anda simpan hingga anda pulang kembali ke Indonesia. Karena ketika anda pulang dari Singapura ke Indonesia, kartu itu akan diambil oleh pihak imigrasi Singapura.
Dalam penerbangan pulang, Imigrasi Indonesia memberikan kertas serupa untuk diisi dalam perjalanan pulang dari Singapura ke Palembang. Kertas ini akan dikumpulkan di Imigrasi Indonesia ketika Anda melapor di bandara.
Verdict
Menurut saya – yang memang tidak cranky dan mudah untuk disenengin- Jetstar cukup memuaskan untuk penerbangan jangka pendek. Dengan biaya yang sangat terjangkau, staf yang ramah dan tepat waktu, rasanya tidak jelek-jelek banget naik LCC ini.
Pun pramugara dan pramugarinya ramah, smile a lot and very helpful. Although in my opinion, the domestic Steward and stewardess are more kinclong than Jetstar’s. But that’s my opinion loh ya.. toh ganteng atau cantik itu kan (katanya) relatif..*cuma jelek yang absolut #uhuk
Jika anda hendak travelling ke LN don’t forget to bring a pen for filling the form yang saya ceritakan di atas. Jangan kayag saya yang terpaksa pake acara minjem dulu sama encik cantik yang duduk di kursi sebelah, hehe.
Naik Jetstar untuk penerbangan pendek ke luar negeri itu oke – dapat nilai 7 dari 10 deh *terutama karena harganya yang terjangkau* Bawa anak-anak juga no problemo. Namun untuk penerbangan panjang sebaiknya anda pertimbangkan lagi, karena kasihan mengingat space yang agak sempit dengan fasilitas terbatas.
Meskipun sampai saat ini saya juga kurang selidik apa si Jet Star ini memiliki penerbangan panjang lebih dari dua jam.
Okay, itulah pengalaman pertama saya dengan maskapai Jetstar. Semoga cerita singkat ini cukup bermanfaat bagi anda yang ingin naik Jetstar untuk pertama kali ya.
Have a good time, and enjoy your travel! 🙂