Ketika saya membaca, saya memiliki teman-teman yang tak pernah bertatap muka, namun lekat dalam ingatan.
Sewaktu SD, sepulang dari sekolah, saya sering menjumpai Julian, Anne, Dick, George, dan anjing mereka; Timmy. Julian, Anne dan Dick bersaudara kandung, sedangkan George sepupu mereka. George sebenarnya kependekan dari Georgina, tapi dia marah kalau dipanggil begitu.
Kami sering main kartu bersama lalu berjemur di pantai. Bila kami bosan ke pantai, kami akan naik sepeda keliling desa. Sesekali kami mendayung perahu ke Pulau Kirrin, sebuah pulau kecil cantik milik George. Kami suka sekali piknik (dan makan). Kami dapat melahap banyak sandwich daging asap dengan telur mata sapi hangat – yang dibuat oleh Ibu George. Namun meskipun telah makan berpuluh-puluh sandwich; kami tetap lari tergopoh-gopoh ketika bel makan siang di Pondok Kirrin berbunyi nyaring. Kami juga sering mengalami kejadian menegangkan. George pernah diculik. Anne pernah ke sarang penyamun. Dick pernah memukul penjahat. Namun Julian dan Timmy selalu ada untuk menolong.
Dari mereka saya belajar banyak hal. Saya belajar artinya persaudaraan, bagaimana senang dan bangga memiliki kakak dan adik, bagaimana saudara saling melindungi satu sama lain, dan betapa menyenangkan memiliki keluarga besar meskipun mereka terkadang bisa juga menyebalkan.
![From: ITV PRODUCTIONS IN ASSOCIATION WITH CHORION POIROT - Mrs McGinty's Dead When charwoman Mrs McGinty dies from a brutal blow to the back of her head suspicion immediately falls on her shifty lodger, James Bentley [Joe Absolom], whose clothes reveal traces of the victim's blood and hair. Yet something is amiss and Superintendent Spence [Richard Hope], who was responsible for arresting Bentley, has grave doubts about his guilt and approaches the Belgian detective for assistance. Poirot [DAVID SUCHET] travels to the small village of Broadhinney to investigate the circumstances of Mrs McGintys murder and meets the inhabitants, all of whom present veneers of normality behind which lurk dark secrets. As he investigates deeper into the mystery, he recruits the help of his acquaintance Ariadne Oliver (Zoe Wanamaker), the famous crime novelist, who is staying in the village to work on a new stage adaptation of her work. What Poirot uncovers is a link to two brutal crimes from many years before and the realisation that someone in the village has a secret they are willing to kill to keep. Mrs McGintys Dead also stars Sarah Smart, Lesley Nicol, Ruth Gemmell, Raquel Cassidy, Richard Dillane, Emma Amos, Simon Shepherd, Billy Geraghty, Mary Stockley, Richard Lintern, Paul Rhys, Sian Phillips, Catherine Russell and Amanda Root Picture shows: DAVID SUCHET as Hercule Poirot ITV Picture contact - Pat Smith - 084488 13044 Photographer - Jon Hall - Digital This photograph is [C] ITV Plc and can only be reproduced for editorial purposes directly in connection with the programme or event mentioned above, or ITV plc. Once made available by ITV plc Picture Desk, this photograph can be reproduced once only up until the transmission [TX] date and no reproduction fee will be charged. Any subsequent usage may incur a fee. This photograph must not be manipulated [excluding basic cropping] in a manner which alters the visual appearance of the person photographed deemed detrimental](https://arsip.bonadapa.com/wp-content/uploads/2016/02/detectivepoirot2-200x300.jpg)
Hercule Poirot From: ITV PRODUCTIONS IN ASSOCIATION WITH CHORION
Dari beliau saya belajar mengenai berbagai jenis watak manusia. Bahwa kita terkadang tak bisa melihat ketulusan seseorang hanya dari tampak luar saja. “Ibarat Gajah yang selalu ingat mademoiselle, manusia juga begitu. Tres bien! Ajak mereka berbicara lagi dan lagi; lalu engkau akan mengetahui apa yang sesungguhnya tersembunyi dalam benak mereka! ” pesannya.
Minggu berikutnya saya ke Hogwarts. Kalian belum tahu? saya seorang Gryffindor! Harry, Ron, dan Hermione adalah teman sekelas saya di pelajaran pertahanan terhadap ilmu hitam. Kami sering ke Diagon Alley sambil menggosip di kedai es krim Florean Fortescue. Kalian tahu? Florean adalah darah murni yang baik sekali!
Sambil menikmati es krim, Harry biasanya menggosipkan Professor Snape yang memang selalu sinis padanya. Ron selalu yang paling banyak menghabiskan es krim, membuat Hermione sebal lalu berkata “Kalau kau tambah lagi es krimnya Ron, aku sihir kau jadi kodok!”.
Mereka bertiga juga hebat sekali. Kalian belum tahu? mereka telah banyak membantu darah murni, darah campuran maupun muggle! Cerita mengenai mereka sering dimuat di Daily Prophet; mengenai Harry, Ron, Hermione dan kamu-tahu-siapa.
Dari mereka saya belajar mengenai kesetiaan, pertemanan, kasih sayang dan keberanian untuk selalu membela yang benar.
Ketika kuliah, saya sering mengunjungi Robert Langdon; seorang Professor ahli sejarah yang tahu banyak mengenai kode-kode rahasia. Pengetahuan beliau tentang sejarah sangat mencengangkan. Ia mengajak saya menguak misteri di Museum De Louvre Paris hingga membongkar konspirasi di Hagia Sophia Turki. Saya benar-benar terkesima olehnya; tak mengira bahwa sejarah ternyata dapat semenarik ini.
Ketika saya bekerja di Belitung, saya berteman dengan Ikal dan teman-teman laskar pelanginya. Meskipun saya tinggal di Manggar dan Ikal di Gantong, namun sesungguhnya jarak Manggar dan Gantong cukup dekat untuk kami sering bertandang. Salah tiga hal yang sering kami lakukan adalah main kereta angin di halaman SD Muhammadiyah Gantong, berlarian di sela batu-batu besar di Tanjung Tinggi, menyusuri pantai pasir putih lalu naik ke Dermaga Olivir yang ternyata licin dan cukup tinggi. Oh sangat mendebarkan!
Di lain waktu, saya banyak menghabiskan waktu di pemakaman bersama Nobody Owens yang tidak takut sama sekali dengan hantu (saya harus belajar banyak padanya mengenai hal ini). Saya menyusuri gorong-gorong di kota London bersama Richard Mayhew. Dan saya berteman baik dengan Coraline yg saat ini sudah lebih sayang pada orang tuanya (syukurlah).
Tahun lalu saya menjumpai Sophia Amoruso, Sheryl Sandberg dan Om Henry Manampiring. Untuk selanjutnya, saya ingin berbincang dengan Malcolm Gladwell – tapi sepertinya ia masih sibuk.
Sekian banyak cerita. Sekian banyak pengetahuan, tempat, warna dan bentuk. Sekian banyak nama yang saya kenal, meski tak pernah bertatap muka, namun mereka terasa akrab.
Saya menjumpai mereka semua lewat buku.
Saya tenggelam menyusuri kata demi kata, membuka lembar demi lembar, menghirup bau khas buku berhalaman tebal, mengalami berbagai petualangan seru dengan berbagai tokoh.
Saya bisa kemana saja. Hari ini di Belitung, besok di Amerika, besoknya lagi di Inggris lalu ke Perancis; bahkan ke tempat-tempat yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Buku menembus imajinasi, ruang dan waktu. Buku dapat menceritakan keadaan, hingga menciptakan sosok dari ketiadaan. Bila ada penemuan hebat sepanjang masa, maka ia adalah buku!
Bacalah! Allah berfirman. Karena membaca ibarat membawa lentera terang di tengah kegelapan.
Membacalah! Karena dengan membaca ibarat memiliki pintu-kemana-saja-Doraemon untuk dirimu sendiri;
dan itu. Sangatlah. Super duper. Menyenangkan.
Jadi, mau baca buku apa kita hari ini? 🙂
Tulisan ini dibuat dalam rangka Give away Taman Baca Pesisir.
Sebuah organisasi nirlaba yang mendukung kebutuhan akan pendidikan anak Indonesia di pesisir pantai Indonesia. Tujuan kehadiran Taman Baca Pesisir untuk menumbuhkan minat membaca dengan menyediakan buku-buku bacaan, perlengkapan sekolah dan kedepannya akan memberikan beasiswa terpadu bagi anak-anak pesisir.
Kita juga dapat berpartisipasi memberikan donasi
Sukses terus Taman Baca Pesisir demi Indonesia 🙂
All friends mentioned above :
Julian, Anne, Dick, George and Timmy – The Famous Five (Lima Sekawan) – created by Enyd Blyton
Hercule Poirot – created by Agatha Christie
Harry, Ron, Hermione (Harry Potter) – created by JK Rowling
Robert Langdon – created by Dan Brown
Laskar Pelangi – created by Andrea Hirata
Nobody Owens (The Graveyard Book); Richard Mayhew (Neverwhere); Coraline (Coraline) – created by Neil Gaiman