gambar dari plushemisphere dot com
Coba ya yang di kantornya ga menyediakan seragam tunjuk tangaaaaaan!
saya tunjuk tangan sambil manjat kursi
Terus rasanya gimana? hepi? sorak-sorai bergembira? sebel? Pingin garuk-garuk tanah? pingin nangis tiap pagi? hehehe
Di kantor saya yang dulu, sehari-hari kami memakai seragam. Nah, di kantor yang sekarang malah kebalikan; ga ada seragam samsek, kecuali ketentuan memakai batik pada hari Selasa dan Jumat.
Mulanya saya hepi dong kerja di kantor yang ga ada seragam, jadi ga bosenan. Mau pakai baju apa aja bebas asalkan masih masuk dalam kategori baju resmi/baju kerja dan sesuai dengan tata tertib berpakaian lembaga.
Sampek hepinya saya bisa ngatain rekan kerja lama saya dengan kalimat
‘yaelah lu kerja masih pake seragam; kayag anak sekolahan aja’
yes, nina anaknya kadang emang nyebelin
Namun rasa hepi itu hanya bertahan selama dua tahun pertama.
Tahun berikutnya, ini yang terjadi SETIAP PAGI.
Bangun mata melek, salat, mandi, langsung liat lemari olympic dua pintu yang penuh baju dengan susunan dalem lemari yang rapinya ngalahin kapal titanic kebalik.
Mau pakai baju apa saya hari ini???
Kayagnya jadi pertanyaan rutin tiap pagi yang jawabannya terkadang lebih rumit daripada ujian kalkulus tingkat empat.
Setelah berdiri mematung sekira seumur hidup lima menit akhirnya Saya mengambil keputusan.
Oke. Saya pakai ini aja.
Kemeja Putih tarik kemeja putih
Blazer motif hitam-putih pendek tarik blazernya
Dan rok hitam.
But wait.
Cari-cari rok hitam di lemari kog ga ada.
Yang ada malah celana warna hitam – kebetulan saya punya dua – yang muncul dimana-mana.
The reason is, karena saya berhijab rasanya ga enak aja kalau saya pake blazer pendek lalu pakai celana, jadi rok hitam is a must.
Tapi setelah beberapa saat aduk-aduk lemari tetep aja itu rok hitam ga ketemu. (btw barang kalian suka begitu ga? Kalau lagi dicari ga ada, tapi kalau lagi ga dicari muncul dimana-mana?). Ibarat kayag maen petak umpet si rok hitam ini lihai banget nyari tempat sembunyinya.
Tiktoktiktok waktu terus berjalan. Saya takut terlambat ke kantor. Akhirnya saya nyerah nyari si rok hitam, oke changing lane segera!
Kemeja putih sama blazer pendek lempar jauh-jauh, Ganti kemeja long dress sampai selutut berwarna toska.
Ambil celana hitam.
But Wait.
JILBAB TOSKA SAYA DIMANA YA??? lalu aduk-aduk lemari penuh jilbab bergelimpangan
AAAAARRRGGHH!!!
those gray t-shirt. again.
Mungkin yang kondisi kantornya sama kayag saya, hal ini bisa aja dilalui hampir SETIAP PAGI.
Makanya saya mahfum, ngertiiiiiiii banget kenapa mas Zuckerberg atau Eyang Bob Sadino memutuskan untuk pake baju yang itu-itu aja. ceritanya pengertian
Terkadang bukan hanya alasan duit semata ya (kebayang seberapa kaya Mas Mark dan Eyang Bob kan), tapi lebih karena tidak memberatkan fikiran, mencegah keribetan, dan menghindari munculnya penyakit darah tinggi di umur dini.
Istilah anak muda jaman sekarang mah, I feel you banget deh Mas Zuck dan Eyang Bob. huft.
Lah terus jadi intinya postingan ini Cuma keluh kesah lu doang gitu Nin?
lirik sebel
Secara saya anak teknik saya itu seharusnya mencari solusi setiap permasalahan pelik macam baju seragam ini. dangkal amat
Pucuk dicinta ulam tiba,
Saya pernah membaca artikel living loving yang ditulis sama Mbak Nike, intinya adalah menekankan bagaimana kita back to the more simple life.
Haiyah maksudnya gimana?
Ya maksudnya dengan berhenti membeli barang karena mau. Hence, belilah barang karena perlu.
Terus lagi kita juga bisa memulai dengan menerapkan prinsip one in one out. Kalau beli satu barang, pilihlah satu barang juga untuk disumbangkan.
Blogger favorit saya, Mbak Noni si Nyonya sepatu itu, juga pernah menuliskan hal ini dalam blognya.
Saya juga pernah membaca bahkan ada yang secara ekstrim menerapkan prinsip ini dengan hanya meninggalkan empat buah perabot di rumahnya yang benar-benar diperlukan.
Yang penasaran bisa ke living loving atau ke blognya mbak Noni deh buat artikel lebih lengkap. Tapi judul ertikelnya eke lupa tuh nek, maafkeun yes mohon jangan getok saya 😀
Oke kembali ke main topic,
Jadi mulailah saya bertekad kalau saya juga bisa mempraktekkan simple life ini, dengan cara saya sendiri.
Saya aplikasikan cencu saja kepada BAJU KERJA YANG MENYULITKAN SABAN PAGI,
The next move, pelan-pelan saya mulai membuat list pakaian apa yang harus saya pakai ngantor dalam satu minggu, saya nyatetnya di aplikasi henpon namanya Google Keep.
Jadi kurleb listnya seperti ini:
Minggu I September
Senin    : Kemeja putih + blazer hitam putih + rok hitam
Selasa : Batik coklat batik keris + celana panjang coklat
Rabu : Kemeja abu-abu + cardigan hijau + celana abu-abu
Kamis : Kemeja panjang + celana skinny hitam
Jumat : Batik bunga-bunga biru + celana hitam
Minggu II September
Senin : baju kemeja biru garis-garis + celana abu-abu
Selasa : batik cottonink kuning + rok hitam
Rabu : baju shafira dan celana panjang coklat
Kamis : baju hitam putih minimal + celana the executive
Jumat : blazer abu-abu + rok batik toraja
Terus tugas tambahan adalah saya harus menyiapkan baju yang akan dipakai kerja besok, di malam sebelumnya.
Ribet banget sih Na, ngapain repot-repot bikin list beginian. Siapkeun aja malam sebelumnya untuk baju yg akan dipakai besok, kan beres.
Nah, kalau begitu the simple lifenya bisa ga dapet dong. Karena saya jadi ga bisa ‘mengukur’ mana baju yang sering saya gunakan untuk kerja, mana yang tidak.
Dengan membuat list begini saya merasa awareness saya meningkat.
Mau beli baju kerja baru misalnya.
Buat apa? toh listnya sudah terpenuhi. Kecuali, saya mau menyumbangkan salah satu baju yang masuk dalam list untuk digantikan dengan baju kerja yang baru. See? One in one out. Jadinya ga ada alesan buat belanja impulsif lagi. Ngahahaha
Money looks better in the bank than on your wardrobe! – dicontek dari girlboss
Setelah saya jalankan metode ini, ternyata saya bisa membuat daftar mix and match baju kerja saya cukup untuk terus berganti selama satu bulan, OMG!
Kalau kamu pingin bikin listnya untuk dua atau tiga minggu saja juga gapapa. Untuk seterusnya listnya tinggal kembali ke awal sadja, kan gampang 🙂
Saya baru jalan dua minggu menjalankan metode ini, tapi dampaknya sudah terasa, yaitu hayati terasa lebih lega dengan beberapa keuntungan :
1.no more feeling headache every morning related to work uniform,
2.no more wasting money for un-necessary work uniform,
3.no more wasting time for thinking pairing clothes every morning,
- I know exactly which clothes I must keep in my wardrobe and which one must out of it, and happily give it to someone else in need! 🙂
Juarak deh!kasih senyum paling lebar 😀
Nah, itu cara saya, kalau cara kamu gimana? apakah kantormu menyediakan pakaian seragam atau tidak? boleh cerita dong 🙂