As long as greed is stronger than compassion, there will always be suffering
Rusty eric
Review Film Deepwater Horizon. Bagi anak Teknik Kimia, jurusan saya dulu (dan anak-anak kuliahan pada umumnya), adanya kesempatan bisa berkarir di sebuah perusahaan minyak sangatlah membanggakan.
GULF OF MEXICO – Transocean’s Development Driller II
Baik di bagian produksi atau eksplorasi seperti di Rig; nominal gaji yang besar, fasilitas yang menggiurkan, dan sejumlah benefit lainnya “ yang biasanya lebih dari perusahaan-perusahaan lainnya – membuat berkarir di perusahaan minyak adalah salah satu ‘dream job to die for’ anak-anak teknik pada umumnya.
Mike Williams (Mark Wahlberg) memiliki kebanggaan yang sama.
Ia merupakan pegawai Transocean, suatu perusahaan penambangan minyak lepas pantai, dengan lokasi rig bernama Deepwater Horizon (DWH) di sumur Macondo Exploration bertempat di Teluk Meksiko.
Namun pada 20 April 2010, terjadi sesuatu yang mengubah segalanya, hingga Mike tak pernah berfikir untuk bekerja di Rig penambangan minyak lepas pantai, lagi.
Beberapa hari sebelum tanggal tersebut, Mike (Mark Wahlberg – teknisi DWH), Jimmy Harrel (Kurt Russel-Pimpinan DWH) dan rekannya Andrea Fleytas (Gina Rodrigues – operator DWH) baru saja selesai menjalani masa off shift; dan mereka harus kembali ke Deepwater Horizon untuk bekerja selama 21 hari kedepan.
Jimmy Harrel
Mike Williams
Andrea Fleytas
Ketika helikopter mendarat di Rig, mereka berpapasan dengan beberapa teknisi Schlumberger yang mengklaim telah menyelesaikan tugas mereka dan bersiap untuk pulang ke darat.
Namun Jimmy heran.
Ia merasa belum mendapat konfirmasi apakah teknisi Schlumberger telah melakukan tes semen – sebuah tes yang dilakukan pada dinding semen yang melapisi dan melindungi pipa pengebor.
Jimmy merasa kesal.
Usut punya usut, tes tersebut ternyata memang belum dilakukan karena pihak BP (British Petroleum) – yang pada itu menyewa Rig tersebut untuk pengeboran – ingin segera melakukan eksplorasi karena jadwal mereka telah terlambat 43 hari dari jadwal yang ditetapkan; dan BP ingin menghemat anggaran karena keterlambatan tersebut.
Adalah Donald Vidrine, perwakilan BP yang berada di Rig bersikeras untuk eksplorasi segera dilaksanakan.
Jimmy sebagai pimpinan di Rig menentang, lalu memerintahkan anak buahnya untuk menjalankan negative pressure test – sebuah test untuk menurunkan tekanan di dalam sumur bor dengan cara memastikan bahwa casing dan semen yang memisahkan lubang sumur dari pembentukan hidrokarbon bearing bisa menahan tekanan tanpa kebocoran. (gcaptain dot com)
Ketika test dilaksanakan, hasil tes tidak menunjukkan tingkat keselamatan yang ideal, tetapi Donald berteori bahwa hal tersebut adalah karena kesalahan sensor pembaca yang terdapat dalam alat tes tersebut.
Pada akhirnya pengeboran minyak tetap dilaksanakan di Rig dengan 126 orang di dalamnya, dan terjadilah bencana besar yang akan diingat oleh seluruh dunia.
Deepwater Horizon meledak pada 20 April 2010, mengakibatkan 11 orang pegawai Transocean tewas, memuntahkan minyak bumi selama 87 hari, mencemari perairan di sekitar Teluk Mexico, mengakibatkan rusaknya biota laut dan meracuni makhluk di sekitarnya hingga saat ini.
Deepwater Horizon, menurut saya, bisa jadi salah satu film terbaik tahun ini.
Berdasarkan kisah nyata, film ini tidak terasa berlebihan. Akting Mark Wahlberg, Kurt Russel dan John Malkovich sangat baik, pun percakapan-percakapan yang dilakukan para pelaku di dalamnya, gambaran kondisi pipa ketika akan meledak, kondisi ketika ledakan terjadi, semua diceritakan dengan alur yang pas dan tidak terkesan hiperbola.
Film ini sangat menarik untuk ditonton berbagai kalangan : mereka yang bekerja di bidang perminyakan, pemerintah, pembuat peraturan, pelajar, mahasiswa, bahkan bagi orang awam seperti saya.
sebuah studi kasus mengenai keputusan yang sangat salah;
sebuah peristiwa mengenai keserakahan korporasi yang membawa bencana bagi manusia;
sebuah pelajaran untuk tidak menyepelekan keselamatan manusia diatas anggaran semata.
Satu hal yang membuat saya penasaran adalah bagaimana tanggapan British Petroleum pasca kehadiran film ini, mengingat reputasi tentu adalah segalanya bagi perusahaan profit oriented seperti BP.
Sementara BP di film ini diposisikan sebagai – the bad guy who seemly has no heart – terlihat dari penggambaran pejabat BP yang menyelamatkan diri lebih dulu daripada pejabat Transocean ketika musibah terjadi – sang Sutradara seolah ingin membuka aib BP yang terkait DWH diceritakan kepada dunia seluas-luasnya.
Donald Vidrine
“We’re a big company, millions of moving parts. We all work very hard to ensure those moving parts are functioned as a means to earn a profitable win for all of us”. – Donald Vidrine in Deepwater Horizon
Sang sutradara Peter Berg mengatakan bahwa selama proses pembuatan film BP became a very effective disruptor and prevented us getting any access to any oil rigs. It became obvious that BP was doing a great job of intimidating most of the people down in that community†– theguardian
Namun Peter menegaskan bahwa film ini sejatinya diciptakan bukan untuk mendeskreditkan sebuah pihak tertentu, yang diyakini tidak pernah berniat untuk membuat bencana ini terjadi – namun film ini lebih diperuntukkan sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap para korban DWH, yang ditampilkan pada akhir film ini.
Terakhir, pesan moral dari film ini yang perlu kita renungkan bersama adalah keserakahan korporasi yang bermuara pada bencana.
Meski lalu timbul pertanyaan tentang siapakah sesungguhnya yang serakah :
Bp sebagai sebuah perusahaan minyak dengan tuntutan profit oriented?
Transocean sebuah perusahaan pengelola rig yang mengeksploitasi minyak dari dasar bumi?
Ataukah kita semua, Manusia, yang menarik paksa minyak dari tempat persembunyiannya, untuk digadang sebagai komoditas penghasil uang dan pengendali dunia?